[Khazanah]:Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk
pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan Muslim. Istilah itu sudah
ada sejak tahun 1980-an, tapi menjadi lebih populer setelah
peristiwa serangan 11 September 2001. Dalam bulan Mei 2002 European
Monitoring Centre on Racism and Xenophobia (EUMC) mengeluarkan laporan
berjudul “Summary report on Islamophobia in the EU after 11 September
2001″, yang menggambarkan peningkatan Islamofobia di Eropa setelah 11
September. Berikut 5 tragedi yang disebabkan dengan Islamophobia:
1. Tragedi Muslim Rohingya, Myanmar
2. Serangan Norwegia 2011
3. Vandalisme dan Larangan Hijab di Perancis
4. Genosida di Bosnia
5. Penghancuran Mesjid di India
sumber:uniknya.com
1. Tragedi Muslim Rohingya, Myanmar
Apa yang terjadi di Rohingya, Myanmar
bisa jadi karena Islamophobia yang disebabkan banyak hal. Diantaranya
yang bisa diidentifikasi, stereotip di masyarakat Myanmar mengenai umat
muslim adalah sebagai “pembunuh ternak” (merujuk pada Idul Adha dalam
Islam). Apa yang menimpa Muslim di Myanmar bisa jadi dipengaruhi oleh
tindakan fundamentalis Islam di negara lain. Seperti misalnya tindakan
terorisme yang mengatasnamakan Islam, serta yang paling membekas
tindakan sikap Anti-Buddha yang dilakukan Taliban di Afghanistan
(penghancuran patung Buddha Bamiyan). Hal ini digunakan sebagai dalih
untuk melakukan kekerasan terhadap umat Islam di Myanmar oleh massa
Buddha. Human Rights Watch melaporkan bahwa semakin memuncakna
ketegangan antara komunitas Buddha dan Muslim di Taungoo selama
berminggu-minggu sebelum meletus menjadi kekerasan di tengah Mei 2001.
Biksu menuntut Masjid Hantha di Taungoo dihancurkan dalam “pembalasan”
untuk penghancuran patung Buddha Bamiyan. Massa umat Buddha, yang
dipimpin para biksu, merusak usaha milik Muslim dan properti yang
dimiliki Muslim. Tidak sedikit orang Muslim yang diserang dan tewas.
Anders Behring Breivik, pelaku
pembantaian tahun 2011 di Norwegia, diduga orang yang mengidap
Islamophobia yang berasal dari sayap kanan. Serangan Norwegia
2011 adalah peristiwa meletusnya bom
di Regjeringskvartalet, Oslo, Norwegia, pada 22 Juli 2011 pukul
15:26 CEST (di luar kantor Perdana Menteri Jens Stoltenberg dan bangunan
pemerintahan lainnya, dan juga kejadian penembakan di pulau Utøya, dua
jam setelah letusan. Atas aksinya tersebut, 76 orang tewas menjadi
korbannya. Dalam manifestonya, ia menjelaskan oposisi terhadap Islam
sebagai motifnya untuk melakukan serangan.
148 kuburan Muslim di Prancis dinodai
dekat Arras. Sebuah kepala babi digantung di batu nisan sebagai
perlambang penghinaan terhadap Islam dan kaum Muslim. Selain itupula,
dilaporkan aksi vandalisme pada Masjid di Paris, Perancis sebagai bagian
dari Islamophobia. Pada tanggal 13, 2009, Masjid dari Castres di
Perancis selatan, dirusak pada malam hari. Lambang Swastika di cat
hitam, “Sieg Heil” di Jerman, “France to the French” dalam bahasa
Perancis, dan “White Power” dalam bahasa Inggris, tertulis di banyak
masjid. Selain itu, kaki babi ikut pula digantung di masjid.
Larangan jilbab di sekolah-sekolah Islam
di tahun 2004 telah dituduh sebagai Islamophobia. Akibatnya, siswa
perempuan muslim semakin memilih untuk belajar di rumah, beberapa
memotong rambut mereka, dan yang lainnya bermigrasi jauh dari Perancis
dengan keluarga mereka. Tidak sedikit mahasiswa Muslim mendaftar di
sekolah Katolik, yang biasanya lebih toleran terhadap Islam daripada
sekolah umum sekuler.
Pada 1990-an, terjadi Genosida di Bosnia
dan Perang di Kosovo, yang dari keduanya terjadi “pembunuhan massal
Muslim tak bersalah,” yang semuanya dikaitkan dengan Islamophobia. Di
Bosnia, Kristen Serbia dan milisi Kroasia melakukan serangan genosida
terhadap masyarakat Muslim Bosnia . Menurut data ICRC pada Genosida
Bosnia, “200.000 orang tewas, 12.000 dari mereka anak-anak, hingga
50.000 perempuan diperkosa, dan 2,2 juta terpaksa meninggalkan rumah
mereka.” Banyak serangan pada bangunan agama dan simbol agama terjadi di
kota-kota seperti Foca, di mana semua masjid kota hancur. Pada tanggal
22 April 1992, Serbia meledakkan Masjid Aladža dan delapan masjid lebih
berasal dari abad 16 dan 17 rusak atau hancur. Pada Januari 1994, pihak
berwenang Serbia berganti nama Foca “Srbinje”, secara harfiah berarti
“tempat orang-orang Serbia”.
Pada tahun 1992, anggota Vishva Hindu
Parishad dan Bajrang Dal menghancurkan Masjid berusia 430 tahun Babri di
Ayodhya. Penghancuran mesjid ini atas dasar bahwa masjid ini diduga
dibangun di atas tempat kelahiran dewa Rama Hindu dan diduga situs candi
Hindu berada sebelum pendirian Masjid dengan menghancurkan kuil.
Pembongkaran itu diikuti oleh kerusuhan di Bombay.
Parivar Sangh keluarga organisasi telah
diduga terlibat dalam kekerasan Gujarat 2002 mereka diduga bertanggung
jawab hingga mendorong serangan terhadap umat Islam. Setelah kerusuhan
menyebabkan kematian beberapa ratus Muslim. Peristiwa lain yang utama
adalah di Naroda Patia, dimana massa Hindu membantai lebih dari 100
Muslim. Dalam insiden lain di Toko roti terbaik, di kota Baroda, 12 pria
dibantai dan dibakar. Kerusuhan Gujarat secara resmi menyebabkan
kematian 1.044 orang, 790 Muslim dan 254 Hindu. Human Rights Watch
menyebutkan korban tewas diduga mencapai angka 2000 kematian, terutama
dengan serangan terhadap Muslim oleh massa Hindu.sumber:uniknya.com