Sabtu, 19 Maret 2016

5 Selebriti Hollywood yang Putuskan Dirinya Jadi Mualaf

[KHAZANAH]-Hidayah bisa datang kepada siapa saja bila allah s.w.t berkehendak,dan inilah yang dirasakan ke 5 selebriti hollywood yang memutuskan untuk memeluk agama allah yaitu islam.mereka mendapatkan hidayah tentu tidaklah mudah mereka harus menentang keluarga mereka dan mereka yakin bahwa agama islam adalah agama yang paling sempurna. berikut informasinya.


1. Ellen Burstyn


Aktris asal Amerika Serikat, Ellyn Burstyn yang lahir pada 7 Desember 1932 ini lahir dan tumbuh di kalangan keluarga penganut katolik. Namun setelah mengalami pengalaman spiritual, Ia pun memutuskan untuk berpindah agama ke Islam. Sebagai umat muslim yang taat, Ellyn pun berpuasa di bulan suci ini.

2. Mike Tyson


Petinju kelas dunia yang tersohor Mike Tyson memeluk agama Islam sejak tahun 2010. Tyson memeluk Islam setelah berziarah dari Mekah.

3. Jemima Khan



Jemima adalah seorang jurnalis internasional yang lahir dan besar di kalangan kaum Yahudi dengan ajarannya yang ketat. Jemima memutuskan untuk pindah ke agama Islam setelah dirinya menikah dengan pengusaha asal Pakistan bernama Imran Khan. Pada tahun 1995, Jemima pun resmi masuk Islam.

4. Jermaine Jackson


Jermaine Jackson telah lama menjadi mualaf yakni sejak tahun 1989. Kakak kandung dari Janet Janckson dan mendiang Michael Jackson ini memeluk Islam saat melakukan perjalanan ke Timur Tengah. “Setelah memeluk Islam, saya merasa seperti dilahirkan kembali,” ujar mantan personel Jackson 5 tersebut.

5. Janet Jackson


Serupa dengan sang kakak, Janet pun menjadi mualaf. Pindahnya Janet Jackson ke agama Islam terjadi pada tahun 2013 lalu setelah dirinya menikah dengan pengusaha asal Arab Saudi bernama Wissam Al Mana.Tahun ini merupakan tahun pertama bagi Janet melakukan ibadah puasa, namun hal itu tidak membuatnya canggung karena Ia sudah biasa melakukan diet (jad/kha/ssn)

Doa-Doa yang Diizabah Oleh Allah S.W.T


Hadist-hadist yang menerangkan tentang doa yang diijabah atau yang dikabulkan Allah swt :

Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga do’a yang diijabah, tidak ada keraguan padanya: Do’a orang yang dizhalim, do’a orang yang sedang bepergian, dan do’a orangtua terhadap anaknya. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga orang yang do’anya tidak ditolak, do’a orang yang shaum sampai ia berbuka, do’a pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizhalimi, Allah mengangkatnya di atas mega. Dan Allah membukakan baginyapintu-pintu lamhit, dan berfirman, demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun sampai akhir zaman. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Do’a seorang muslim kepada saudaranya di belakangnya (dari jauh) diijabah (HR. Muslim)

Empat orang yang do’anya diijabah; pemimpin yang adil, seseorang yang mendo’akan saudaranya di belakangnya, do’a orang yang dizhalimi, dan seorang yang mendo’akan orang tuanya. (HR. Abu Nu’aim dari Watsilah)

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah Azza wa jalla mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Lalu si hamba itu bertanya, Ya Rabbi, saya mendapatkan semua ini dari mana? Maka Allah menjawab, Berkat permohonan ampunan anakmu bagimu. (HR. Ahmad)

1. Orang Yang dizhalimi
----------------------------
Do’a orang yang dizhalim itu diangkat di atas langit dan Allah membukakan baginya pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, Demi kemulian-Ku Aku akan menolongmu walau sampai akhir jaman.

Bahkan ada hadits yang menerangkan bahwa idak ada hijab antara Allah dengan orang yang dizhalimi ketika ia berdo’a kepada Allah. Dan do’a orang yang dizhalimi itu tetap akan diijabah meskipun ia orang yang durhaka. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap perbuatan zhalim, termasuk kepada istri dan anak, karena do’a mereka besar kemungkinan akan diijabah oleh Allah.

2. Orang Yang Sedang Bepergian
----------------------------------------
Ketika sedang bepergian, sebaiknya kita mendo’akan keluarga yang ditinggalkan, karena termasuk orang yang besar harapan diijabah.

3. Orang tua kepada Anaknya
-------------------------------------
Do’a seorang ibu, pasti diijabah walaupun ia mendo’akan kejelekan bagi anaknya.

Sebagai ibrah, dapat kita perhatikan tentang kisah Juraij, seorang yang ahli ibadah, ketika sedang shalat, ia dipanggil oleh ibunya, namun ia berpikir lebih baik melanjutkan shalatnya terlebih dahulu, lalu memenuhi panggilan ibunya. Namun ternyata ibunya tidak ridho, merasa sakit hati dan ia berdo’a kepada Allah, “Yaa Allah, janganlah Engkau matikan dia sebelum ia dipermalukan”. Ternyata do’a ibu tersebut diijabah oleh Allah. Pada suatu hari, ketia Juraij sedang berada di rumahnya, datang kepadanya seorang wanita binal menggodanya, namun Juraij menolaknya.

Wanita tersebut, merasa sakit hati, lalu ia berzinah dengan seorang penggembala, lalu ia hamil dan melahirkan seorang bayi, dan ia umumkan kepada masyarakat bahwa bayinya itu merupakan hasil perbuatan mesumnya dengan Juraij.

Tentu saja Juraiz sulit membantah, sehingga masyarakat marah kepadanya dan menghancurkan rumahnya. Lalu Juraij shlat dua rakaat dan mohon kepada Allah agar ditunjukkan kebenarannya. Lalu Juraij mendatangi anak tersebut dan bertanya kepadanya, siapa ayahmu? Bayi tersebut menjawab, ayahku adalah seorang penggembala.

4. Orang Yang Shaum sampai berbuka
-----------------------------------------------
Orang yang sedang shaum, baik shaum wajib ataupun sunat, do’anya akan diijabah oleh Allah sehingga ia berbuka dari shaumnya.

5. Pemimpin yang Adil
--------------------------------
Pemimpin yang adil itu selain membawan mashlahat bagi rakyatnya, ia pun do’anya diijabah oleh Allah.

6. Seorang Muslim kepada saudaranya
----------------------------------------------------
Dalam tradisi kita, meminta dido’akan itu suka dihadapan kita. Padahal justru do’a yang diijabah itu adalah do’a dari sesama muslim tanpa sepengetahuan dari orang yang dido’akannya.

Biasanya do’a yang diucapkan di hadapan orang yang dido’akannya memliki kecenderungan pamrih. Sementara doa yang dipanjatkan dibelakang rang yang dido’akannya menunjukkan kualitas keikhlasan do’anya serta adanya hubungan batin di antara mereka.

7. Anak yang Mendo’akan orang tuanya
--------------------------------------------------
Do’a seorang anak kepada orang tuanya memiliki kualitas yang sama dengan do’a orang tua kepada anaknya. Do’a seorang anak kepada orang tuanya didasari dengan kecintaan. Sehingga ketika berdo’a dipenuhi dengan keikhlasan dan kekhusuan.

Saat-saat Mustajabnya Do’a
------------------------------------
1. Dua pertiga malam. Berdasarkan hadits,
-------------------------------------------------------
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Tuhan kita Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi turun ke langit dunia setiap malam, pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri, dan barangsiapa yang memohon ampunan-Ku pasti Aku ampuni . (HR. Bukhari)

2. Antara adzan dan qomat
--------------------------------------
Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Do’a antara adzan dan qomat tidak ditolak, maka berdo’alah kamu. (HR. Ahmad)

3. Waktu Jum’at
--------------------
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw menerangkan bahwa pada hari Jum’at ada satu waktu yang seorang muslim berdo’a kepada Allah Ta’ala dalam shalatnya bertepatan dengan waktu itu, pasti Allah akan memenuhinya. Nabi berisyarat dengan tangannya, menimbang-nimbangnya. (HR. Bukhari)

4. Sesudah Shalat Fardhu
-------------------------------
Dari Abu Umamah ia berkata, Rasul ditanya, Ya Rasulallah, do’a yang manakah yang akan didengar (oleh Allah), beliau menjawab, ketika tengah malam terakhir dan setiap selesai shalat yang wajib. (HR. Tirmidzi)

Tiga yang pertama, saat-saat mustajab do’a, dilakukan dalam shalat. Yaitu ketika shalat tahajud yang dilakukan pada dua pertiga malam, ketika shalat sunat setelah adzan sebelum qomat, dan ketika sholat jum’at. Berdasarkan firman Allah,

Adapun kesempatan kita untuk berdo’a dalam shalat tersebut dilakukan ketika sujud dan setelah do’a tasyahud akhir. Rasulullah saw bersabda:

Ingatlah, sesungguhnya aku dilarang membaca al-Qur’an sambil ruku’ atau sujud. Pada waktu ruku’ maka agungkanlah Allah Azza wa Jalla. Adapun pada waktu sujud bersungguh-sungguhlah berdo’a, besar harapan do’a kamu akan diijabah. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Saat yang paling dekat seseorang dengan Tuhannya, ketika ia sujud, maka perbanyaklah olehmu do’a. (HR. Muslim)

Apabila seseorang di antara kamu selesai tasyahud akhir, maka berlindung dirilah kepada Allah dari empat perkara; dari azab jahannam, dari gangguan waktu hidup dan mati, dan dari kejahatan al-masiih al-dajjal. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah.

Do’a-do’a yang diajarkan Oleh Rasul dalam shalat (ketika sujud atau setelah tasyahhud akhir)

Dari Aisyah, Istri Rasulullah saw, ia mengabarkan bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii a’uudzu bika …, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azad kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari finah al-masih al-Dajjal, aku berlindung kepadamu dari fitnah hidup dan fitnah mati, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan tenggelam dalam hutang.

Sesungguhnya seorang yang berhutang biasanya kalau ditagih, bicaranya suka dusta,janjinya suka dikianati.

Dari Syaddad bin ‘Aus bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii as-aluka …, “Ya Allah aku memohon kepada-Mu ketetapan dalam urusanku,

Dari Abu baker al-Shiddiq, ia pernah berkata kepada Rasul, “Ajarilah aku suatu do’a yang akan aku panjatkan dalam shalatku! Rasul menjawab, bacalah, Allaahumma innii zhalamtu … “Ya Allah aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang besar, Tidak ada dzat yang dapat mengampuni seluruh dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Dari abu Hurairah, dari Aisyah, ia berkata, pada suatu malam, akau kehilangan Rasulullah saw dari tempat tidur, maka aku mencarinya, lalu dua tanganku mengenai kedua telapak kakinya yang lagi berdiri tegak (sedang sujud), sedangkan beliau sedang berada di masjid, waktu itu beliau berdo’a, allaahumma a’uudzu biridhaaka …, Yaa Allah aku berlindung dengan keridhan-Mu dari kemurkaan-Mu dan dengan ampunan-Mu dari azabMu, aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, tidak terhitung pujian kepada-Mu, Engkau sebagaiman yang Engkau sanjungkan terhadap dari-Mu.

Dari Abu hurairah, ia berkata, Rasulullah saw berdiri untuk melaksanakan shalat, maka kami pun berdiri bersamanya. Seorang arab berdo’a dalam shalat tersebut, yaa Allah rahmatilah saya dan nabi Muhammad, dan janganlah kau berikan rahmat bersama kami kepada yang lainnya, setelah selesai salam, beliau berkata kepada orang arab tersebut, kamu ini serakah, masih banyak orang yang mengharapkan rahmat Allah.(kha/taf/pb)

Jadilah Pribadi yang Pemaaf,Karena Orang Pemaaf Dekat Dengan Allah S.W.T



[KHAZANAH]-ABU Bakar as-Shiddiq Radhiallahu ‘anhu dikenal sebagai sahabat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sering memberikan sedekah kepada fakir miskin, terutama yang masih ada hubungan kekerabatan dengannya. Satu di antara orang yang biasa dia santuni adalah Misthah bin Utsatsah, anak bibinya yang tergolong miskin.
Sayangnya Misthah kurang berhati-hati menjaga lidahnya. Pada saat beredar fitnah bahwa ‘Aisyah binti Abu Bakr Radhiallahu ‘anhuma telah berselingkuh, Misthah ikut serta menyebarkan fitnah tersebut. Sehingga ketika turun ayat yang menjelaskan bahwa tuduhan itu merupakan berita bohong, Abu Bakar marah kepada Misthah serta bersumpah tidak akan berbuat baik dan memberi bantuan nafkah lagi kepadanya.
Namun rupanya Allah tidak menyukai sikap Abu Bakr tersebut. Dia kemudian memberikan teguran kepada Abu Bakr dan siapa saja yang bersumpah bahwa dia tidak akan berbuat baik kepada orang lain. Teguran itu disampaikan melalui firman-Nya yang disampaikan kepada Rasulullah:
وَلَا يَأْتَلِ أُوْلُوا الْفَضْلِ مِنكُمْ وَالسَّعَةِ أَن يُؤْتُوا أُوْلِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: an-Nuur [24]: 22).
Melalui ayat tersebut di atas Allah juga memerintahkan kepada hamba-Nya agar memberikan maaf dan kelonggaran serta tetap memberikan nafkah kepada orang yang biasa dia bantu untuk melanggengkan kebaikan dan silaturahim.
Setelah Abu Bakr mendengar ayat tersebut beliau berkata, “Benar, demi Allah aku senang bila Allah mengampuni dosa-dosaku dan aku akan memberi nafkah kepada Misthah lagi.” Beliau melanjutkan, “Demi Allah, aku tidak akan membiarkannya terlantar sama sekali.” (lihat Al-Qurthubi, Al-Jami’ Al-Ahkam, XII,207 dan Mukhtashar Ibnu Katsir, II, 593).
Tanda Kemuliaan Diri
Apa yang terbersit di hati kita ketika ada orang yang menzalimi diri kita? Secara naluri kita akan marah dan akan berusaha untuk membalas kezaliman itu. Bahkan ada yang suka membalas kezaliman itu dengan berlebihan.
Tentu sikap ini apabila tidak segera dipangkas akan membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri, baik bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Bagi kehidupan pribadi, seseorang yang memiliki sikap ini akan gelisah hatinya dan terkuras energinya karena memikirkan bagaimana ambisi untuk balas dendam itu terpuaskan. Adapun bagi kehidupan bermasyarakat, sikap ini akan menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan hingga memakan korban baik harta maupun jiwa.
Agar kehidupan ini tenang dan tentram, maka sikap yang hanya ingin memperturutkan nafsu dendam harus diganti dengan sikap mulia yang diajarkan Islam yaitu sikap memaafkan. Jika masing-masing pihak atau salah satunya memiliki sikap ini, maka konflik yang terjadi akan reda hingga berakhir tanpa ada benih-benih dendam lagi.
Untuk menjadi pribadi yang pemaaf memang tidak mudah. Apalagi jika luka di hati telah terlanjur menganga. Dalam kondisi seperti ini kadang yang muncul justru perasaan dendam dan berharap kejelekan terhadap orang yang telah melukai fisik dan hati. Sehingga jangankan mendoakan kebaikan, memaafkan kesalahannya saja masih sangat berat.
Keengganan untuk memberi maaf akan menguat manakala kesempatan untuk menuntut balas terhampar luas di hadapan. Ditambah lagi jika status sosial orang yang berbuat salah itu berada jauh di bawah kita. Jika hati tidak ada benteng iman, bisa-bisa ambisi nafsu untuk balas dendam akan menjelma menjadi tindakan nyata.
Untuk bisa memaafkan orang yang telah berbuat zalim kepada kita butuh kebesaran jiwa dan kelapangan hati. Jika seseorang mampu memberi maaf meski dia berada pada pihak yang benar dan memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada orang yang telah berbuat jahat kepadanya, maka itulah tanda kemuliaan dan ketakwaan dirinya. Satu di antara tanda orang bertakwa adalah tidak berat untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“…dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS: Ali-Imran [3]: 134).
Memang dalam syariat Islam diperbolehkan untuk menuntut balas terhadap kejahatan yang ditimpakan kepada kita dengan balasan yang serupa. Namun memaafkan merupakan sikap yang jauh lebih baik dan lebih mulia daripada membalas kejahatannya meski dengan balasan yang serupa.
وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang lalim.” (QS: asy-Syura [42]:40)
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (QS: asy-Syura [42]: 43).
Sikap mulia inilah yang dicontohkan oleh Abu Bakar As-Shiddiq. Atas petunjuk dari Allah, dia lebih memilih memaafkan anak bibinya dengan tulus daripada membalas kejahatannya meski dia berada pada pihak yang benar dan juga mampu untuk melakukan pembalasan karena status sosial jauh lebih tinggi daripada anak bibinya itu. Akhlaq mulia yang dimiliki Abu Bakr ini patut kita teladani dan kita tumbuhsuburkan dalam pribadi kita.
Memaafkan Manusia, Dimaafkan Allah
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala Sang Pencipta alam semesta ini memiliki sifat-sifat mulia yang patut kita teladani. Dan pemaaf merupakan salah satu sifat mulia yang dimiliki Allah Subhanahu Wata’ala.
Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. (an-Nisa [4]:149).
Allah Subhanahu Wata’ala yang memiliki segala kesempurnaan saja bersifat pemaaf. Sehingga tak pantaslah jika manusia yang banyak khilaf dan lupa tak mau menjadi orang pemaaf.
Rasulullah bersabda; “Sedekah tidak mengurangi harta (orang yang bersedekah). Allah tidak menambah kepada seorang hamba karena maaf melainkan kemuliaan dan seorang tidak bertawadhu kepada Allah, melainkan Allah meninggikannya.”
Pada hadits yang lain Nabi menjelaskan bahwa mereka yang suka menyambung persaudaraan yang sebelumnya terputus, memberi kepada orang yang tak suka memberi, serta berjiwa pemaaf merupakan akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama.
Dari Uqbah bin Amir, dia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Wahai Uqbah, bagaimana jika aku beritahuhkan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi kepada orang yang tidak memberimu, dan maafkanlah orang yang telah menzalimimu.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Baghawi).(HID/KHA)

Definisi Penjelasan Tentang ZINA dan Dampak Negatifnya

[KHAZANAH]-Perbuatan zina sangat dicela oleh agama dan dilaknat oleh Allah. Pelaku perzinaan dikenakan sanksi hukuman berat berupa rajam. Mengenai larangan berzina, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ ayat 32 yang artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, itu (zina) sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk”.
Yang dimaksud perbuatan mendekati zina yang dilarang adalah berpacaran yang mengakibatkan pelakunya ingin melakukan zina. Mendekati sesuatu yang dapat merangsang nafsu sehingga mendorong diri kepada perbuatan zina juga termasuk perbuatan mendekati zina.
Begitu pula dengan perbuatan yang berpotensi mendorong nafsu seperti menonton aurat dan mengkhayalkannya adalah mendekati perzinaan. Menurut Al-Ghazali, perbuatan keji (dosa besar) yang tampak adalah zina, sedangkan dosa besar yang tersembunyi adalah mencium, menyentuh kulit, dan memandang dengan syahwat.

Bentuk-bentuk Perzinaan

Apakah macam-macam perzinaan yang ada di masyarakat? Zina dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
  1. Zina muhshan, yaitu zina yang dilakukan oleh seorang laki-laki atau perempuan yang sudah pernah menikah. Hukuman zina muhshan adalah harus dirajam sampai mati, jika memenuhi saksi sejumlah empat orang.
  2. Zina ghairu muhshan, yaitu zina yang dilakukan seorang laki-laki atau perempuan yang belum pernah menikah atau masih perjaka/gadis.
Bagaimana cara mengetahui seseorang telah melakukan perzinaan? Untuk mengetahui apakah seseorang telah melakukan perbuatan zina atau tidak, hukum Islam menetapkan dua cara, yaitu:
  1. Membuktikan perbuatan zina dengan menghadirkan empat orang saksi. Syarat saksi-saksi yang diperbolehkan dalam kasus perzinaan adalah laki-laki, adil, dan memberikan kesaksian yang sama tentang waktu, tempat, dan pelaku menjalankan perbuatan zina.
  2. Terdapat pengakuan dari pelaku sendiri bahwa dirinya telah berzina. Pelaku yang membuat pernyataan berzina syaratnya harus sudah baligh dan berakal.

Dampak Negatif Perzinaan

Mengapa zina dilarang agama? Islam melarang perbuatan zina karena dampak negatifnya yang sangat besar. Akibat buruk yang ditimbulkan akibat perzinaan antara lain:
  1. Menghancurkan masa depan anak. Anak yang dihasilkan dari hubungan gelap (perzinaan) akan menghadapi masa kanak-kanaknya dengan tidak bahagia karena ia tidak memiliki identitas ayah yang jelas.
  2. Merusak keturunan yang sah bila perzinaan menghasilkan seorang anak atau lebih. Keturunan yang sah menurut Islam adalah anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah. Bila hubungan gelap itu dilakukan dengan dua atau lebih laki-laki, maka akan mengaburkan hubungan nasab atau keturunan kepada bapak yang sebenarnya.
  3. Mendorong perbuatan dosa besar yang lain, seperti menggugurkan kandungan, membunuh wanita yang telah hamil karena perzinaan, atau bunuh diri karena menanggung rasa malu telah berzina.
  4. Menimbulkan berbagai jenis penyakit kelamin seperti, misalnya AIDS, bila perzinaan dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Walaupun saat ini telah ada alat pengaman hubungan cekcual, namun hal tersebut tidak menjamin bebas tertular penyakit cekcual menular.
  5. Terjerat hukuman berupa rajam sebanyak seratus kali atau sampai mati. Hukuman sosial bagi keluarga pelaku zina juga berlaku di masyarakat, dan hukuman ini akan berlaku seumur hidup.

Hikmah Pengharaman Perilaku Zina

Perilaku zina merusak moral masyarakat dan melemahkan sendi-sendi kepribadian bangsa. Adapun hikmah pengharaman perilaku zina adalah sebagai berikut:
  1. Menjaga keturunan agar terhindar dari ketidakjelasan nasab.
  2. Dapat menjaga kesucian dan martabat manusia.
  3. Hukuman berat bagi pelaku zina memberikan pelajaran bagi orang lain berupa rasa takut mendekati zina dan melakukannya.
  4. Terpelihara dari penyakit kotor yang ditimbulkan dari perzinaan seperti penyakit kelamin dan AIDS.
  5. Terhindar dari kejahatan-kejahatan lain yang diakibatkan setelah melakukan perzinaan seperti pengguguran janin dan pembunuhan karena ingin menghindar dari rasa malu.

Cara Menghindari Perzinaan

Lalu, bagaimanakah cara menghindarkan diri dari perilaku zina? Beberapa cara efektif yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri dari perbuatan zina adalah sebagai berikut:
  1. Hindari mendekati tempat-tempat maksiat yang dapat memberikan peluang dan kesempatan untuk berzina. Sekali kita melangkah masuk ke tempat tersebut, akan sulit untuk berpaling dari beragam kemaksiatan.
  2. Jangan mendekati hal-hal yang menjurus kepada perbuatan zina, seperti berpacaran, berciuman, berpelukan dengan lawan jenis, menonton film porno, atau membaca buku-buku yang di dalamnya terdapat konten pornografi. Mendekati hal-hal yang menjurus kepada zina akan menyebabkan orang tersebut terobsesi untuk melakukan perzinaan.
  3. Memilih teman bergaul yang saleh dan tidak suka mengunjungi tempat-tempat maksiat. Sebab, teman yang saleh akan menebarkan kebaikan kepada temannya, serta selalu mengingatkan tentang bahaya perzinaan.
  4. Menambah ilmu pengetahuan agama dengan menghadiri majelis-majelis taklim. Selain itu, kita juga perlu mengunjungi orang-orang saleh yang akan mengingatkan diri untuk selalu waspada terhadap godaan nafsu dan jebakan ilusi setan dalam perzinaan.
  5. Membaca buku-buku keislaman yang secara spesifik mengingatkan pembacanya mengenai bahaya perzinaan. Dengan memahami bahayanya, seseorang akan menyadari pentingnya menghindari zina dalam kehidupan bermasyarakat.
  6. Membaca Al-Quran sambil merenungi tafsirnya, mengindahkan sabda-sabda Nabi, dan mendengarkan nasihat ulama tentang pentingnya menjauhi segala macam dosa, termasuk berzina dan mendekati zina.
Pergaulan bebas masyarakat modern sangat rentan terhadap perilaku perzinaan. Mari menjaga tingkah laku diri kita sehingga terhindar dari bahaya perzinaan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda dalam usaha membentengi keluarga dari akibat buruk perzinaan. (rid/kha)

[PENTING]-Doa Ketika Sedang Istinja(B.A.B)

Khazanah-Mungkin orang-orang jika sedang B.A.B pasti akan lupa untuk membaca doa sesudahnya,jika kamu lupa untuk membaca doa kami akan mengingatkan anda lagi untuk membaca doa ini,karna kita tahu bahwa kamar mandi adalah tempatnya para setan yang suka di tempat lembab dan basah. dan khusus untuk anda janganlah berlama-lama di dalam kamar mandi.



Isi kandungan dalam doa istinja/cebok setelah kencing/berak yaitu kita memohon kepada Allah SWT agar supaya hati kita disucikan dari sifat pura-pura atau munafik serta memohon agar kemaluan kita terjaga atau terpelihara dari perbuatan keji.

Berikut adalah bacaan doanya:

اَللهُمَّ طَهِّرُ قَلْبِىْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْخِىْ مِنَ الْفَوَاحِشِ
ALLAAHUMMA THAHHIR QALBII MINAN NIFAAQI WA HASHSHIN FAJRII MINAL FAWAAHISYI
Artinya :
Wahai Tuhanku, sucikanlah hatiku dari sifat kepura-puraan (munafiq) serta peliharalah kemaluanku dari perbuatan keji.

 Teman-teman, itulah bacaan doa setelah cebok (istinja) ketika kencing atau buang air besar yang dapat kita amalkan setiap hari. Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang selalu bisa menjaga kemaluan kita dari perbuatan zina. Amien. (blo/kha/taf)