Minggu, 27 November 2016

Berbagai Hal yang Bisa Menyebabkan Seorang Murtad,Termasuk Ucapan?Benarkah!


KHAZANAH-Murtad adalah orang yang keluar dari agama Islam. Perbuatan yang demikian jelas merupakan tindakan yang merusak iman, karena itu iman kepada Allah dan rukun-rukun iman yang lain harus dijaga dan diperlihara dengan baik dan terus-menerus. Sebab godaan setan selalu melingkari orang-orang yang beriman. Apabila seorang lengah, maka setan akan merongrongnya, sehingga iman yang sudah ada dan tertanam di dalam hat, secara perlahan-lahan terkikis habis yang pada akhirnya menjadi kafir dan keluar dari Islam. Apabla sudah sampai ke tingkat ini, maka berarti ia telah lari dan menghindari petunjuk-petunjuk Allah menuju kepada jalan kesesatan dan kekafiran.

Allah swt berfirman pada surat Muhammad ayat 25 yang artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.
Dengan keluar dari agama, maka di dalam dirinya telah bersarang kebenciann dan permusuhan serta ingkar terhadap kebenaran yang dbawa oleh Al-Quran dan Al-Hadits. Oleh karena itu, kita harus waspada menghadapi orang murtad, karena mereka pernah hidup dalam keadaan Islam, sehingga kemungkinan mereka akan dapat mempengaruhi orang lain untuk keluar dari Islam.
Dalam sejarah kita pernah membaca bahwa setelah wafatnya Rasulullah saw banyak di antara kaum muslimin yang kembali menjadi murtad. Oleh karena itu, Khalifah Abu Bakar sebagai pengganti Rasulullah yang pertama menghadapi orang-orang murtad itu dengan tegas menyatakan seraya bersumpah, bahwa beliau akan memerangi semua orang atau golongan yang telah menyeleweng dari kebenaran, baik yang murtad maupun yang tidak mau membayar zakat, sehingga semuanya kembali kepada kebenaran, atau beliau gugur sebagai syahid dalam memperjuangkan agama Allah.
Tindakan Khalifah Abu Bakar seperti tu sejalan dengan apa yang disyariatkan dalam Islam, sebagaimana yang telah disebutkan dalam sabda Rasulullah saw :
Barang siapa yang mengganti agamanya (dari Islam ke agama lain), maka bunuhlah dia. (H.R. Bukhari)
Itulah hukuman bag orang-orang yang murtad. Hukuman berat seperti yang dsebutkan dalam sabda Rasulullah saw itu, khusus bagi orang-orang yang murtad dari agama Islam. Islam menetapkan hukuman ini karena perbuatan ini sangat berbahaya. Mereka adalah orang yang melakukan pengkhianatan paling besar. Oleh karena itu, ia wajib diberi hukuman yang seberat-beratnya. Murtad dari Islam berarti menginjak-injak prinsip-prinsipnya, dan hal ini merupakan musuh bagi umat manusia. Padahal bagi seorang muslim, wajib berpegang teguh pada akidahnya dan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsipnya.
Tetapi terhadap orang-orang yang non Islam sejak semula, Islam memberikan kebebasan sepenuhnya kepada mereka, antara lain mendirikan peribadatan mereka dan mereka boleh memluk akidah yang sudah diyakininya. Selain itu juga Islam memberikan perlindungan kepada mereka, disampik hak-hak mereka disamakan dengan kaum muslimin tanpa pandang bulu, apabila mereka meminta perlindungan dan tidak memberontak atau memerangi Islam.
Disamping itu juga, murtadnya orang Islam dari agamanya adalah merupakan dosa yang besar. Allah swt telah mengancam orang murtad dengan siksaan yang sangat keras kelak di akhirat. Allah swt telah menyatakan dalam Al-Quran yang artinya : Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Untuk mengindari murtad ini kita harus mengoreksi dan mempersiapkan diri untuk memahami, menghayati dan mengamalkan kebenaran Islam dengann bertaqwa kepada Allah swt. Dengan cara itulah diharapkan iman dan Islam kita semakin tebal dan kokoh, sehingga terpelihara dan mampu bertahan terhadap semua godaan setan.

Benarkah dengan suatu perkataan dapat menyebabkan seorang bisa murtad? dan seorang bertanya ke saya. Dengan apakah seorang itu terjerumus ke dalam kekafiran besar alias murtad? Apakah hanya karena keyakinan, pengingkaran dan pendustaan ataukah lebih luas daripada sekedar hal-hal tadi?

begini jawabannya.

Kekafiran atau murtad itu karena beberapa sebab, bisa dikarenakan mengingkari sesuatu yang sudah diketahui secara pasti sebagai bagian dari agama atau dengan melakukan perbuatan kekafiran, ucapan kekafiran atau karena tidak peduli dan cuek dengan agama Allah.
Jadi ada orang yang batal imannya karena keyakinan semisal berkeyakinan bahwa Allah memiliki istri atau anak. Atau menyakini bahwa Allah memiliki sekutu dalam memiliki atau mengatur alam semesta. Atau menyakini ada makhluk yang memiliki nama, sifat atau perbuatan sebagaimana Allah. Atau menyakini ada suatu makhluk yang berhak disembah atau menyakini bahwa Allah memiliki sekutu dalam rububiyyah. Dengan keyakinan-keyakinan ini seorang itu terjerumus dalam kekafiran besar yang mengeluarkan dari Islam.
Seorang itu juga bisa murtad karena perbuatan semisal bersujud kepada berhala, mempraktekkan ilmu sihir atau melakukan berbagai bentuk kesyirikan seperti berdoa kepada selain Allah, menyembelih hewan untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah atau berthawaf di selain Ka’bah dalam rangka mendekatkan diri kepada selain Allah. Jadi orang bisa murtad karena perbuatan sebagaimana murtad karena ucapan.
Seorang juga bisa murtad gara-gara ucapan semisal mencaci Allah, mencaci rasulNya, mencaci Islam, atau mengolok-olok Allah, kitabNya, rasulNya, atau agamaNya.
Allah berfirman tentang sekelompok orang dalam perang Tabuk yang mengejek Nabi dan para shahabat
قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُم
Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa (QS at Taubah 65-66).
Dalam ayat ini Allah menetapkan bahwa mereka kafir setelah dulunya beriman, maka ini menunjukkan bahwa kekafiran itu bisa karena perbuatan sebagaimana bisa sebab keyakinan dan bisa dengan ucapan semisal dalam ayat di atas. Orang-orang tersebut kafir gara-gara omongan.
Murtad karena pengingkaran bisa kita nilai sama dengan murtad karena keyakinan. Namun bisa juga kita bedakan. Bedanya yang dimaksud pengingkaran adalah mengingkari hal-hal yang jelas-jelas diketahui secara pasti merupakan bagian dari agama. Misalnya adalah mengingkari sifat rububiyyah atau uluhiyyah untuk Allah, atau mengingkari bahwa Allahlah yang berhak disembah atau mengingkari adanya malaikat tertentu, mengingkari adanya rasul atau kitab suci tertentu, mengingkari ba’ats (bangkit dari kubur), surga, neraka, balasan amal, hisab, mengingkari wajibnya shalat, wajibnya zakat, haji, puasa, berbakti dengan orang tua, silaturahmi dan hal-hal lain yang telah diketahui secara pasti sebagai bagian dari agama yang hukumnya adalah wajib. Demikian pula halnya dengan mengingkari haramnya zina, riba, minum khamr, durhaka dengan orang tua, memutus hubungan kekerabatan, suap dan hal-hal lain yang diketahui secara pasti merupakan bagian dari agama yang hukumnya adalah haram.
Orang juga bisa murtad karena cuek terhadap agama Allah dan meninggalkan atau menolak agama Allah semisal cuek tidak mau mempelajari agama dan tidak mau menyembah Allah. Orang yang semisal ini murtad disebabkan sikap cueknya.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ
Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka (QS al Ahqaf:3).
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآياتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ .
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa (QS as Sajdah:22).
Walhasil murtad itu bisa gara-gara pengingkaran, perbuatan, ucapan atau cuek dan tidak peduli.
Orang yang dipaksa untuk mengucapkan ucapan kekafiran atau perbuatan kekafiran itu dimaafkan jika paksaannya adalah paksaan yang menyebabkan tidak ada pilihan lain. Semisal dipaksa oleh seseorang yang bisa mewujudkan ancamannya dengan diancam untuk dibunuh dan orang tersebut memang bisa membunuh. Atau orang tersebut meletakkan pedang dileher orang yang dipaksa. Dalama kondisi semisal ini orang yang dipaksa tadi dimaafkan jika melakukan perbuatan kekafiran atau ucapan kekafiran dengan catatan hatinya tetap mantep dengan keimanan. Jika hatinya mantep dengan kekafiran yang dipaksakan pada dirinya tersebut maka orang yang dipaksa tadi berstatus murtad meskipun dia adalah seorang yang dipaksa.
Seorang yang melakukan kekafiran itu terbagi dalam lima kondisi
1) melakukan perbuatan kekafiran secara serius
2) melakukan perbuatan kekafiran secara main-main
3) melakukan perbuatan kekafiran dalam kondisi ketakutan
4) melakukan perbuatan kekafiran dalam kondisi dipaksa namun hatinya merasa mantep dengan kekafiran. Pelaku kekafiran dalam empat kondisi di atas imannya batal.
5) melakukan perbuatan kekafiran dalam kondisi dipaksa sedangkan hati merasa tetap mantep dengan keimanan. Dalam kondisi kelima ini pelaku kekafiran tidaklah murtad mengingat firman Allah

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ذَلِكَ
بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَأَنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
 
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.yang demikian itu disebabkan karena Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (QS an Nahl 106-107).


semoga bisa menambah pengetahuan bagi pembaca yang budiman (ust/odn)

Sabtu, 05 November 2016

Cara Setan Laknatullah Menggoda Bayi Yang Baru Lahir.

[KHAZANAH]-Ketika bayi lahir ke dunia,tentu saja membuat para hati orang tua senang bukan main,tetapi ada hal yang harus dilakukan para orang tua saat anaknya baru lahir,jika ia bayi laki-laki maka ia wajib meng-adzankan anaknya,jika bayinya perempuan maka harus di iqomah di telinga kanannya. Tujuan dari meng-adzankan bayi adalah supaya si bayi dapat perlindungan dari Allah S.W.T dari godaan setan laknatullah dan memberikan harapan kepada orang tua semoga anak bayi tersebut menjadi anak sholeh dan sholehah. Nah mendengar kelahiran anak cucu adam,sesuai janji sang iblis dan keturunannya akan terus menggoda anak cucu adam selagi nyawa dikandung badan.


Ada sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada seorang bayi pun dari anak Adam yang terlahir kecuali ia pasti mendapat tusukan dari setan sehingga bayi itu menangis dan menjerit karenanya, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa as)."
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,
"Jeritan bayi ketika lahir adalah karena mendapat tusukan setan."
(HR. Muslim).

Dari hadits di atas dijelaskan bahwa semua manusia, entah itu orang tuanya muslim atau tidak, ketika bayi lahir maka akan didatangi setan dan diganggu pada saat dilahirkan. Datangnya setan pada saat itu adalah untuk menancapkan tusukan ujung jarinya pada kedua mata anak Adam.
Setan Mencari Pengikut.
Tujuan setan menusukkan jarinya tersebut adalah setan berharap kelak di kemudian hari, anak Adam tersebut menjadi pengikut setianya. Matanya tidak bisa "MELIHAT" dengan benar antara yang baik dan yang jahat.

Kebaikan akan tampak menjadi bayang-bayang yang samar sehingga ia akan enggan menuju ke arah kebaikan tersebut. Kejahatan akan tampak seperti kilauan cahaya yang snagat meggiurkan sehingga ia akan berlari untuk menyongsongnya.
Oleh karena itu, Rasululah SAW memberi tuntunan kepada umatnya agar terhindar dari gangguan setan pada saat bayi dilahirkan.

Pertama.

Dengan diazani pada telinga kanannya dan diiqamatkan pada telinga kirinya.
Ibnu Abbas ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Ajarkanlah kalimat 'Laa ilaaha Illallahu' kepada anak-anakmu sebagai kalimat pertama yang mereka dengar."
(HR. Al-hakim).

Rasulullah SAW juga bersabda,

"Barang siapa yang mendapati seorang bayi yang dilahirkan, kemudian diazankan di telinga kanannya dan diiqamatkan di telinga kirinya, maka ia tidak akan diganggu oleh Ummu Shibyan (setan yang selalu mengganggu anak kecil)."
(HR. Ibn Sunny dari Hasan ibn Aki ra).
Menurut Rasululah SAW, setan akan ketakutan dan berlari sejauh-jauhnya apabila mendengar suara azan.

Kedua.

Hal kedua yang bisa dilakukan pada bayi yang baru lahir adalah dengan dibacakan surat Al Ikhlas pada kedua telinganya.
Imam Muhyiddin ABi Zakaria Yahya dalam kitabnya Al Adzkar Al Nawawiyyah menjelaskan bahwa Rasullah SAW membacakan surat Al khlas pada telinga anak yang baru dilahirkan.
Ketiga.

Dengan mendoakan bayi yang baru dilahirkan.
Untuk meghindari bisikan setan pada bayi adalah dengan membacakan Surat Ali Imran ayat 36 dengan maksud untuk memohonkan perlindungan Allah SWT untuk anak yang baru dilahirkan agar terhindar dari godaan setan yang terkutuk.

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Artinya:

Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."

Doa keselamatan dan perlindungan untuk anak.
"Ya Allah, kumohon perlindungan kepada-Mu untuk anak ini dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan dan kesusahan, dan dari pandangan mata yang menyakitkan."
(HR. Bukhari). (kha/odn)

Haruskah Kita Sebagai Orang Tua,Adzan Di Telinga Kanan Bayi Saat Ia Lahir Ke Dunia?Ini Jawabannya!

[KHAZANAH]-Begitu sang bayi lahir ke dunia, saat itulah sang ayah sangat bahagia. Terutama ibunya yang telah melahirkannya ke dunia dengan deraian air mata, cucuran keringat, bahkan genangan darah. Semua itu tak jadi persoalan dan tak pernah dihiraukan, karena punya harapan akan melahirkan anak yang sholeh dan sholehah. Nah saat itulah sang ayah berkewajiban memberikan adzan di telinga kanan sang bayi. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Rafi’i.

Beliau berkata, “Aku melihat Rasulullah mengumandangkan adzan di telinga Al-Hasan bin Ali saat baru dilahirkan oleh Fatimah.”
Ibnu Qayyin mengatakan bahwa hikmah adzan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir adalah agar suara pertama yang didengar oleh sang bayi adalah seruan adzan. Seruan yang mengandung makna keagungan dan kebesaran Allah serta syahadat yang menjadi syarat utama bagi seseorang yang baru masuk Islam. Jadi, tuntunan pengajaran ini menjadi perlambang Islam bagi seseorang saat dilahirkan ke dunia. Saat manusia akan meninggalkan  dunia, dianjurkan juga agar dituntun untuk mengucapkan kalimat tauhid. Tidaklah aneh bila pengaruh adzan ini masuk ke hati sang bayi. Bayi akan terpengaruh olehnya meskipun si bayi belum dapat menyadarinya.
Kita tahu bahwa setan akan lari terbirit-birit manakala mendengar suara adzan. Karenanya, setan yang berupaya mengganggunya akan mendengar kalimat yang paling dibenci olehnya saat sang bayi memasuki permulaan kehidupannya di dunia. Hal ini menjelaskan kepedulian Nabi saw terhadap akidah tauhid yang harus ditanamkan sejak dini dalam jiwa sang anak dan sekaligus untuk mengusir setan yang selalu berupaya mengganggu sang bayi sejak kelahirannya dan memulai kehidupan barunya.
Setan juga selalu memukul bayi saat baru dilahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda:
‘Tiada seorang pun dari anak keturunan Adam yang baru dilahirkan kecuali setan menyentuhnya ketika ia dilahirkan sehingga ia menangis karena sentuhan setan itu, kecuali Maryam dan putranya.’“Kemudian Abu Hurairah berkata, “Jika kalian tidak keberatan, bacalah firman-Nya:
وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Ðan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yg terkutuk.” (Ali Imran: 36).