Minggu, 10 Mei 2015

Inilah Nama-Nama Surga Allah S.W.T 2 Ada Di Bumi Ini


[Khazanah]:Sungai-Sungai Yang Berasal Dari Surga Berapa banyakkah jumlah sungai di dunia ini? Mungkin ribuan atau bahkan mungkin jutaan. Ada yang besar, ada pula yang kecil. Ada yang panjang, tak sedikit pula yang pendek saja. Dari sekian banyak sungai itu, hanya empat sungai yang dipuji sedemikian tinggi oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Beliau menyebutnya sebagai Sunga Surga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat, semuanya adalah sungai-sungai surga.’’ (HR Muslim)

Keempat sungai itu tentu memiliki keistimewaan sehingga disebutkan secara khusus oleh Rasulullah SAW dalam suatu sabdanya. Setidaknya, berkat sungai-sungai itu, negaranegara Arab dan Timur Tengah yang umumnya gersang menjadi subur. Pada masa lalu, kawasan di sekitar sungai-sungai itu juga tumbuh menjadi pusat-pusat peradaban. ¦

Sungai Seihan Dan Jeihan


-Disebutkan oleh imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (17/176) bahwa: Seihan dan Jeihan adalah dua sungai yang sangat besar, letaknya di Kawasan Armenia, yang berdampingan dengan wilayah Syam,

mengenai Jeihan adalah sungai di daerah Mushoishoh, adapun Seihan adalah Sungai yang masih berada di daerah itu juga, imam Al-Hazimi berkata: Seihan ada di daerah Mushoishoh, bukan lah sungai sihun (yang ada di khurosan). (Syarah Shahih Muslim (17/176))

Disebutkan oleh Penulis Nihayatul Gharib bahwasanya Seihan dan Jeihan adalah Dua Sungai yang terletak di daerah Al-Mushoisoh dan Tursus.

Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadith al-Nabawi, Seihan merupakan sungai besar di wilayah Syam (sekarang Yordania), tepatnya di daerah AL-MUSHOISHOH. Sungai ini mengalir dari anak bukit Anadolu di pegunungan Ante Toros, melewati Adana, dan bermuara di Laut tengah, di timur laut Teluk Iskandarun.
(Pendapat-pendapat diatas cukup kuat)

-Ada juga Sumber lain, yakni Wikipedia, menyebut Sungai Seihan adalah sungai ''Sihun'' adalah sungai terpanjang di Turki yang mengalirkan air hingga Laut Tengah. Sungai itu membentang sepanjang 560 km dari hulunya di Pegunungan Tahtali. (pendapat kedua ini pendapat yang di anggap lemah oleh imam Nawawi)

Sungai Seihan mengalir ke Kota Adana. Di kota ini lah, Seihan tampil cantik dengan Jembatan Batu (dibangun pada abad ke-4 M) yang membentang di atasnya. Di Adana pula, aliran Sungai Seihan dibendung menjadi sebuah dam yang berfungsi untuk irigasi, tenaga listrik, dan pengendali banjir.

Sungai Nil



Sungai Nil yang membentang di Benua Afrika merupakan sungai terpanjang di dunia. Panjang alirannya mencapai 6.650 km dan membelah tak kurang dari sembilan negara, yaitu Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, dan Mesir.

Bersumber dari mata air di pegunungan Kilimanjaro, Afrika Timur, sungai ini mengalir dari arah selatan ke utara bermuara di Laut Tengah. Setiap tahun, Nil selalu banjir. Luapan air itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai,

sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Nah, kawasan-kawasan subur inilah yang memungkinkan penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban di kawasan tepian Sungai Nil sejak ribuan tahun silam.

Sungai Eufrat



Sungai Eufrat (dalam bahasa Arab dikenal dengan nama al-Furat atau air paling segar) adalah sungai besar yang bersama-sama dengan Sungai Tigris menjadi ciri khas peradaban Mesopotamia.


Sungai Eufrat bermata air di Anatolia, Turki, dan bermuara di Teluk Persia. Sungai ini membentang sepanjang lebih kurang 2.781 km dan melewati tiga negara, yakni Turki, Suriah, dan Irak.

Di masa lalu, kebanyakan kota purba penting terletak di tebing sungai ini, seperti Kota Mari, Sippar, Nippur, Shuruppak, Uruk, dan Eridu. Lembah sungai ini juga membentuk pusat imperium Babilonia dan Assyria. Pertempuran Karbala pun terjadi di tepi sungai ini.

Imam Al-Qadhi iyadh berkata: ''Keempat sungai tersebut merupakan sungai-sungai yang paling besar di negeri islam. (''Syarah Shahih Muslim'' lin Nawawi (17/176))

Berikut ini Ada 4 Sungai Yang Terbesar di Negeri Muslim :
1. Seihan, 2. Jeihan, 3. Nil, 4. Eufrat

Hadits Pertama:

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

سَيْحَانُ وَجَيْحَانُ وَالْفُرَاتُ وَالنَّيْلُ كُلٌّ مِنْ أَنْهَارِ الْجَنَّةِ

“Sihan, Jihan, Eufrat dan Nil, semua adalah dari sungai-sungai surga.”

(Shahih, Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim (8/149), Ahmad (2/289-440), Abu bakar Al-Abhari dalam Al-Fawaid Al-Muntaqat (143/1) dan Al-Khatib (54-55) Abi Hurairah secara marfu’. (Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah: 110)

Hadits Kedua:

Hadits itu juga mempunyai jalur lain dengan lafazh:

١١١ - فَجَرَتْ أَرْبَعَةُ أَنْهَارٍ مِنَ الْجَنَّةِ الْفُرَاتُ وَالنِّيْلُ وَالسَّيْحَانُ وَجَيْحَانُ

“Lalu mengalirlah empat sungai dari surga: Eufrat, Nil, Sihan dan Jihan.”

Hadits ini Hasan, diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/261), Abu Ya’la dan Musnad-nya (4/1416) dan Al-Khathib dalam Tarikh-nya (1/44, 8/15) dari Abu Hurairah secara marfu’. Di hasankan oleh Al-Albani ((Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah: 111)

Hadits Ketiga:

Hadits ini juga memilihi syahid (hadits pendukung) dari hadits Anas bin Malik secara marfu’ dengan lafazh:

١١٢ - رُفِعَتْ لِي سِدْرَةُ الْمُنْتَهَى فَي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ نَبِقَهَا مِثْلُ قُلاَلِ هَجَرَ وَوَرَقُهَا مَثْلُ آذَانَ الْفَيْلَةِ يَخْرُجُ مِنْ سَاقِهَا نَهْرَانِ ظَاهِرَانِ وَنَهْرَانِ بَاطِنَانِ فَقُلْتُ يَا جِبْرِيْلُ مَا هٰذَانِ ؟ قَالَ أَمَّا الْبَاطِنَانِ فَفِي الْجَنَّةِ وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ فَالنِّيْلُ وِالْفُرَاتُ

“Aku dinaikkan ke 'Shidratil-Muntaha' di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi yang indah, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari batangnya keluar dua sungai dhahir dan dua sungai batin. Kemudian aku bertanya, “Wahai Jibril, apakah keduanya ini?” Dia menjawab, “Adapun dua yang batin itu (sungai) ada di surga sedangkan dua yang dhahir itu adalah Nil dan Eufrat.”

(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad (3/164), Al-Hakim (), dari Anas bin Malik secara marfu’.” Di shahihkan oleh Al-Abani ((Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah: 111)

Komentar dari Syeikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah : (no. Hadits 111) : Mungkin yang dimaksudkan hadits ini adalah bahwa "asal" sungai tersebut dari Surga seperti halnya Asal Manusia Yang Juga Dari Surga. Sehingga hadits ini tidak menafikan suatu kenyataan bahwa sungai-sungai itu berasal dari tempat sumbernya yang ada di bumi.

Jika makna hadits ini tidak demikian atau semisalnya, maka jelas hadits ini termasuk dari perkara-perkara ghaib yang kita wajib mempercayainya dan membenarkan orang yang mengabarkannya." (selesai kata syeikh Al-Albani)

============

komentar penulis (Lilik i): Meskipun asal-usulnya dari Surga, namun sungai tersebut telah menyatu dengan Bumi, sehingga mengalami banyak perubahan, baik dari sisi airnya yang tercampur dengan air di bumi, tanahnya,

sehingga bentuknya pun jauh berbeda seperti yang ada di Surga. Sebagaimana Batu Hajar Aswad yang dulunya adalah "yaqutah Baidho' [batu mulia yang berwarna putih] dari Surga, namun sekarang telah berubah menjadi hitam legam di bumi makkah.

Begitupula manusia yang tinggal di bumi dalam bentuk yang berbeda-beda, tidak seperti Nabi Adam yang postur tubuhnya tinggi dan besar.


sumber:berbagai sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar