Selasa, 12 Mei 2015

Larangan Untuk Berbuat Riya,Pamer,Takabur dan Sombong

[Khazanah]:Belakangan ini ramai di sosial media mengenai beberapa selebritis tanah air yang berlomba-lomba memamerkan hartanya ke depan umum,mereka tanpa segan menyebutkan detail harga barang mewah koleksinya,ya memang itu adalah hasil kerja keras mereka dan itu sah-sah saja dan tidak merugikan orang lain tapi apa dampak dari riya atau pamer bagi kalangan masyarakat jelas sangatlah berbeda ada pula yang mencibir dan ada pula yang mendoakan mereka. dalam agama islam riya atau pamer tidak dibenarkan dalam islam,riya ini terjadi bila ada orang banyak memujinya,tetapi jika tidak ada yang memujinya dia akan mengumpat dengan kata-kata yang menyakitkan hati serta begitu orang yang memiliki sifat riya bakalan mempunyai jiwa yang sombong dan tak mau menerima kebenaran dari orang lain,terlebih orang itu lebih rendah derajatnya dari dia. dari pada saya panjang lebar,berikut penjelasannya.


  1. Sahabat Abdillah bin Mas’ud ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: “Seseorang yang di dalam hatinya masih terdapat rasa takabur walau hanya seberat biji sawi dia tidak akan berhak masuk sorga.” Kemudian ada seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, terus bagaimana halnya dengan seseorang yang suka memakai pakaian bagus dan sepatu bagus?” Jawab Rasulullah: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang bagus, dan cinta kepada segala kebagusan. Sedang yang dinamakan takabur adalah mengingkari kebenaran serta sombong terhadap sesama manusia.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
  2. Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Pada zaman dahulu ada seorang lelaki memakai pakaian hingga menyentuh tanah dan berjalan sambil menarik- narik pakaiannya dengan penuh rasa bangga. Lalu orang tersebut ditenggelamkan ke bumi hingga hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Nasai).
  3. Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Barangsiapa menarik-narik pakaiannya lantaran pamer serta sombong, maka Allah tidak akan memperdulikannya pada hari kiamat nanti.” Kemudian Abu Bakar berkata: “Ya Rasulullah, kain sarungku sangat panjang hingga sampai ke tanah, dan bila berjalan aku selalu menariknya. Tetapi yang demikian aku maksudkan untuk menjaga aurat” Lalu Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya engkau tidak termasuk golongan orang yang pamer serta sombong dalam berpakaian.” (HR. Malik dan Bukhari).
  4. Sahabat Iyadh bin Hamar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Allah swt telah memberikan wahyu kepadaku agar supaya kamu sekalian bersifat lawadhu’ (merenda-hkan diri), sehingga di antara sesama manusia tidak ada lagi saling hina menghina serta saling membanggakan diri.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
  5. Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Allah swt berfirman, bahwa kemuliaan adalah pakaian milik-Nya dan sifat takabur adalah hiasan milik-Nya. Karena itu barangsiapa meminjam pakaian dan perhiasan Allah, maka akan dimasukkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).
  6. Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Ada tiga orang yang kelak di hari kiamat Allah tidak akan berbicara dengannya, tidak akan memuliakannya, serta tidak akan memandangnya, dan bagi mereka siksa yang sangat menyakitkan. Mereka adalah orang tua yang berzina, pemimpin yang berkhianat, dan orang fakir yang takabur.” (HR. Muslim dan Nasai).
  7. Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Ada empat orang yang sangat dibenci Allah. Yakni orang yang berjualan dengan menggunakan sumpah, orang fakir yang takabur, orang tua yang berzina, dan pemimpin yang curang.” (HR. Nasai dan Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya).
  8. Imam Bukhari dan yang lain mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Orang yang memakai kain sarung atau celana di bawah betis (dengan maksud sombong), dia akan dimasukkan ke dalam neraka.”
  9. Bukhari dan yang lain mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Pada hari kiamat nanti Allah tidak akan memandang orang yang menyeret pakaiannya karena pamer serta membanggakan diri.”
  10. Sahabat Ma’ Bin Abdurrahman menerangkan, bahwa ayahnya telah berkata: Aku pernah mengajukan pertanyaan kepada Abi Sa’id tentang kain sarung. Lalu dia berkata: Permasalahan tersebut sudah jelas. Sebab Rasulullah saw telah bersabda: “Kain sarung bagi seorang mukmin adalah di atas mata kaki. Dan tidak berdosa (boleh) mengenakan kain sarung hingga menyentuh mata kaki. Barangsiapa mengenakan kain sarung di bawah mata kaki, maka akan dimasukkan ke dalam neraka. Barangsiapa menyeret kain sarungnya karena pamer serta membanggakan diri, maka kelak pada hari kiamat Allah tidak akan memperdulikan kepadanya.” (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).
sumber:berbagai sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar