Minggu, 10 Mei 2015

Perjalanan Spritual Nabi Muhammad S.A.W Ke Kota Thaif


[Khazanah]:Thaif terletak di arah selatan dari Kota Mekah, berjarak sekitar 80 km. Wilayah ini merupakan daerah di Jazirah Arab yang paling subur dan paling nyaman cuacanya. Pada masa jahiliah dan awal kedatangan Islam, Thaif selalu menjadi tujuan berkunjung orang-orang Arab, terutama para pembesar dan orang-orang kaya Mekah dan sekitarnya untuk menikmati alamnya.

Pada awal-awal periode Rasulullah di Mekah, beliau mendakwahkan Islam ke penduduk Thaif sebelum ke penduduk Madinah. Di samping Thaif merupakan wilayah terdekat dari Mekah. Di tempat ini, terdapat orang-orang yang menyembah berhala, seperti halnya di Mekah. Di Thaif ini pula, Rasulullah mengalami penganiayaan yang berat dari penduduknya hingga kemudian Allah menolongnya dan menyelamatkannya ke sebuah tempat yang aman.

Kepergian Abu Thalib, sang paman, (orang yang paling disegani di kalangan Quraisy) membuat hati Rasulullah sangat bersedih. Cobaan pun datang bertubi-tubi. Orang-orang Quraisy mulai leluasa mengancam dan menyakiti Rasulullah. Ditemani Zaid bin Haritsah, beliau pergi ke Thaif untuk mendapat bantuan dari penduduk Thaif (Rasulullah pernah disusui oleh seorang wanita dari bani Sa’ad bin Bakr).

Thaif merupakan pusat kekuatan dan kepemimpinan di wilayah Hijaz. Thaif juga dikenal dengan daerah yang subur dan penduduknya lebih makmur dari daerah sekitar lainnya. Thaif merupakan tempat idaman bagi penduduk Arab. Akan tetapi, Thaif sebagai daerah yang bersaing ketat dengan Mekah dalam segi keyakinan dan ekonomi. Di situ terdapat patung Latta yang menyaingi Hubal di Ka’bah.

Di samping itu, kepergian Rasulullah ini adalah untuk menyebarkan Islam. Peristiwa Ini terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Di Thaif, Rasulullah menemui para pembesar dari bani Tsaqif. Beliau duduk bersama mereka dan mengajak untuk beriman kepada Allah. Beliau menghadapi penolakan yang keras dari penduduk
Thaif. Mereka mencerca dan melempari Rasulullah, menghadang dari berbagai penjuru, kaki Rasulullah berlumur darah, hati beliau tidak henti-henti berdoa mengadu kepada Allah, berlindung di bawah pohon kurma.

Pada saat itulah, malaikat datang meminta izin kepada Rasulullah untuk membalikkan gunung dan menimpakannya kepada mereka. Namun, Rasulullah menolaknya dan berharap dari mereka akan lahir keturunan yang menyembah kepada Allah semata. Ketika Uthbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah menyaksikan itu, tergeraklah hati keduanya lalu memanggil budaknya yang bernama Addas untuk memberi anggur secukupnya. Budak itu pun masuk Islam (mualaf) setelah menyaksikan akhlak Rasulullah saw. Kemudian, Rasulullah kembali dari Thaif menuju Mekah meski kaum Quraisy lebih keras dalam menentang dan memusuhinya.


sumber:berbagai sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar